-->

Sikap

Sikap merupakan sebuah ekspresi  dari kebaikan atau kejelekan terhadap orang, tempat, hal, benda dan lain-lain. Menurut seorang ahli psikolog yang bernama Gordon Allport, dia mengatakan bahwa sikap sangat diperlukan dalam psikologi sosial kontemporer. Sikap dapat dibentuk saat usia dini dan saat dewasa.

Definisi sikap

Pandangan psikologi sosial

Sikap adalah kegiatan evaluasi terhadap objek, mulai dari segi negatif dan segi positif. Perspektif yang paling kontemporer pada sikap yaitu orang bisa menilai negatif atau positif suatu objek secara langsung.

Sikap bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi seseorang, benda, acara, kegiatan dan ide-ide yang bernilai positif atau negatif. Ada perdebatan tentang definisi yang tepat mengenai sikap. Contohnya perdebatan antara Eagly dan Chaiken, misalnya, mendefinisikan sikap sebagai kecenderungan psikologis yang diungkapkan dengan mengevaluasi suatu identitas tertentu dengan beberapa tingkat kebaikan atau keburukan. Pada umumnya sikap mempengaruhi objek tertentu seperti emosi dan gairah seseorang.  Sikap bisa mempengaruhi perhatian terhadap suatu objek. Mengkategorikan suatu informasi dan interpretasi, penilaian dan mengingat informasi yang relevan.

Definisi menurut Jung

Menurut Jung, sikap adalah kesiapan jiwa untuk bertindak atau bereaksi dengan cara tertentu. Terkadang sikap bisa datang dari keadaan sadar dan keadaan tidak sadar. Definisi menurut Jung ini memberikan keterangan yang luas tentang sikap.

Jung mendefinisikan bahwa hal yang paling utama dan saling keterkaitan dalam sikap yaitu:
  • Sadar dan tidak sadar
Kehadiran dua hal ini sangat sering. Sikap yang tercipta bisa timbul dari keadaan yang sadar dan bahkan timbul dari alam bawah sadar seseorang. Keduanya yang jelas dan sangat berkaitan.
  • Sikap rasional dan tidak rasional
  • Sikap individu dan sosial

Pengukuran sikap

Banyak cara untuk mengukur dan memeriksa sikap seseorang. Seperti dengan mengamati tingkah laku seseorang yang kemudian akan dengan mudah kita nilai sikap yang dimiliki seseorang tersebut. Sikap yang timbul dari diri seseorang bisa didasari oleh sikap eksplisit dan implisit.

Sikap ekplisit adalah sikap yang diukur dengan unsur kesengajaan atau dengan sadar. Dan sikap implisit yaitu sikap yang diukur dengan unsur ketidaksengajaan atau berdasarkan alam bawah sadar. Sikap implisit dan eksplisit mempengaruhi perilaku manusia, meskipun dengan cara yang berbeda. Keduanya cenderung untuk tidak saling berhubungan satu sama lainnya.
Sikap eksplisit

Sikap eksplisit cenderung mudah mengamati perilaku atau mengandalkan pendapat diri sendiri. Tindakan eksplisit dapat juga digunakan dengan mengukur atribusi karakteristik langsung untuk mencalonkan kelompok. Sikap eksplisit yang berkembang dalam respon untuk hal-hal baru atau informasi terbaru, otomatis dianggap evaluasi untuk mencerminkan mental asosiasi melalui pengalaman sosialisasi. Setelah terbentuk, asosiasi ini sangat kuat dan stabil dalam seluruh konteks dan waktu.

Sikap implisit

Sikap implisit pada umumnya sangat mewarnai sikap kita terhadap orang lain dan terhadap masyarakat sekitar sehingga berbagai sikap yang timbul dalam suatu masyarakat. Sebagaimana salah satu contohnya yaitu seseorang yang memiliki sikap sinis yang mempercayai bahwa manusia itu hanya memiliki ketertarikan terhadap kesejahteraannya sendiri. Ada juga yang memiliki sikap optimis yang senantiasa menimbulkan perbuatan yang baik. Implisit ini terjadi dengan dasar dari alam bawah sadar oleh sebab itu, tentu beragam sifat yang akan timbul dalam suatu masyarakat.

Struktur komponen

Menurut pandangan Rosenberg dan Hovland, sikap terdiri dari beberapa komponen kognitif, afektif dan perilaku. Dan pandangan penelitian empiris gagal untuk menjelaskan perbedaan antara, pikiran, emosi dan niat perilaku yang terkait dengan sikap tertentu.

  • Yang pertama yaitu kompenen kognitif yang berisi tentang kepercayaan seseorang mengenai suatu nilai dari sutau objek, maksudnya lebih ke nilai baik atau nilai buruk. Apabila komponen ini sudah terbentuk dalam pribadi seseorang maka komponen ini akan menjadi dasar seseorang tersebut untuk menilai mana yang baik dan mana yang buruk terhadap suatu objek.
  • Komponen afektif lebih menyinggung masalah emosional pada seseorang secara subjektif terhadap suatu objek sikap. 
  • Komponen perilaku atau bisa juga kita sebut sebagai komponen konatif lebih menunjukkan bagaimana perilaku seseorang terhadap objek yang dihadapinya.

Pembentukan dan perubahan sikap

Sikap seseorang dapat dididik untuk dibentuk mulai dari usia dini. Sikap seseorang pada dasarnya dilandasi oleh norma-norma. Sikap akan berbanding lurus dengan perilaku yang terjadi, nilai baik pada sikap yang dimiliki apabila perilaku yang dilakukan baik dan begitu pula sebaliknya.

Dalam kasus pembentukan sikap pada seorang anak, tentu orang sekitarlah yang memiliki tanggung jawab untuk membentuknya. Dalam hal ini bisa kita sebut bahwa orang tua memiliki peranan penting dalam membangun karakter atau sikap anak. Mungkin anda pernah mendengar istilah bahwa keluarga atau orang tua adalah sekolah pertama bagi seorang anak.

Perubahan sikap pada dasarnya terjadi bila seseorang mengalami kegagalan sejak awal dalam proses pembentukan sikap . seorang anak yang tidak dididik dan dibentuk sikapnya dengan benar akan memberikan perubahan sikap yang signifkan disaat dia dewasa kelak.

Faktor yang mempengaruhi proses pembentukan sikap

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses pembentukan sikap, penjelasanya sebagai berikut :

  1. Rangkaian pengalaman yang telah dilalui sehingga membentuk berbagai tanggapan dengan tipe yang sama.
  2. Pengamatan yang dilakukan terhadap segala hal terutama terhadap sikap orang lain.
  3. Nilai baik dan buruk dari pengalaman yang pernah dilalui.
  4. Kesadaran atau ketidaksadaran dalam meniru sikap orang lain.

Fungsi sikap

Ada beberapa fungsi sikap menurut Ahmadi yang penjelasannya sebagai berikut:
  1. Sebagai alat untuk menyesuaikan diri
  2. Sebagai alat untuk mengatur tingkah laku.
  3. Sebagai alat untuk mengatur pengalaman-pengalaman.
  4. Sebagai pernyataan kepribadian.
Sedangkan menurut Katz menjelaskan bahwa fungsi sikap itu sebagai berikut:
  • Fungsi instrumental
Fungsi instrumental menerangkan bahwa suatu sikap individu itu berusahan untuk memaksimalkan hal-hal yang diinginkan dan meminimalkan hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan parameter tersebut dapat dirasakan hal yang positif yang mendatangkan keuntungan dan kebaikan dan membentuk sikap negatif terhadap hal-hal yang menurut perasaannya akan merugikan dirinya sendiri.
  • Fungsi pertananan ego
Fungsi ini mereflesksikan problematika terhadap suatu kepribadian yang tidak terselesaikan.
  • Fungsi pernyataan nilai
Fungsi ini merupakan suatu konsep yang dasar mengenai segala sesuatu yang dipandang baik dan diinginkan. Dengan adanya konsep ini seseorang akan sering mengembangkan sikap tertentu untuk memperoleh kepuasan dalam menyatakan nilai yang dipercayainya sebagai sesuatu yang benar dan sesuai sebagai penilaian pribadinya.
  • Fungsi pengetahuan
Fungsi ini lebih memiliki konsep bahwa seseorang akan terdorong untuk memiliki perasaan ingin tahu terhadap sesuatu. Untuk mencari pengalaman dan menalarkan pengalamannya.

Orang-orang utilitarian atau instrumental mengadopsi sikap yang bermanfaat dan yang membantu mereka menghindari hukuman. Dengan kata lain, setiap sikap yang diadopsi berdasarkan kepentingan diri sendiri dianggap fungsi sikap yang bermanfaat.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel